Makalah Manajemen Keuangan : Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Kebijakan Dividen

Makalah Manajemen Keuangan : Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Kebijakan Dividen

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga makalah yang berjudul "Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Kebijakan Dividen" dapat terselesaikan dengan baik.

Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Terlebih dahulu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak [Nama Dosen] selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan yang sangat bermanfaat selama penyusunan makalah ini.

Selanjutnya, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Tanpa bantuan teman-teman, penyusunan makalah ini tidak akan terselesaikan dengan baik.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan makalah ini.

 

Penulis

 

[Nama Penulis]

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengambilan keputusan tentang pembagian dividen merupakan salah satu kebijakan yang penting bagi perusahaan, karena kebijakan tersebut dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan serta memberikan manfaat bagi pemegang saham. Namun, dalam menentukan kebijakan dividen, perusahaan harus memperhatikan banyak faktor yang dapat mempengaruhi keputusan tersebut. Faktor-faktor tersebut dapat dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal yang mempengaruhi kebijakan dividen meliputi kondisi keuangan perusahaan, tingkat pertumbuhan perusahaan, dan rencana investasi masa depan. Kondisi keuangan perusahaan yang baik akan memungkinkan perusahaan untuk membagikan dividen yang lebih tinggi, sedangkan jika kondisi keuangan perusahaan kurang baik, maka perusahaan mungkin akan mengurangi atau bahkan menangguhkan pembagian dividen. Tingkat pertumbuhan perusahaan juga merupakan faktor yang penting, karena perusahaan yang sedang tumbuh akan membutuhkan dana yang lebih besar untuk investasi masa depan, sehingga pembagian dividen mungkin harus dikurangi. Rencana investasi masa depan juga merupakan faktor yang penting, karena perusahaan yang memiliki banyak rencana investasi akan membutuhkan dana yang lebih besar untuk membiayai investasi tersebut, sehingga pembagian dividen mungkin harus dikurangi.

Faktor eksternal yang mempengaruhi kebijakan dividen meliputi tingkat suku bunga, tingkat inflasi, dan tingkat pajak. Tingkat suku bunga yang tinggi dapat mengurangi keinginan perusahaan untuk membagikan dividen, karena perusahaan mungkin lebih tertarik untuk menyimpan dana untuk investasi di masa depan. Tingkat inflasi yang tinggi juga dapat mempengaruhi kebijakan dividen, karena perusahaan mungkin lebih memilih untuk menyimpan dana untuk mengantisipasi kenaikan harga di masa depan. Tingkat pajak yang tinggi juga dapat mempengaruhi kebijakan dividen, karena perusahaan mungkin lebih memilih untuk menyimpan dana untuk mengurangi beban pajak di masa depan.

Kebijakan dividen adalah kebijakan yang mempertimbangkan kondisi keuangan perusahaan, tingkat pertumbuhan perusahaan, rencana investasi masa depan, tingkat suku bunga, tingkat inflasi, dan tingkat pajak. Namun, tidak semua faktor tersebut selalu memiliki pengaruh yang sama terhadap kebijakan dividen. Beberapa faktor mungkin lebih penting daripada yang lain, tergantung pada kondisi perusahaan dan lingkungan bisnisnya. Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan secara seksama faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen agar dapat menentukan kebijakan yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan tujuan perusahaan.

Selain itu, perusahaan juga harus mempertimbangkan keinginan dan harapan pemegang saham terkait dengan kebijakan dividen. Pemegang saham memiliki hak untuk menerima dividen, dan keputusan perusahaan tentang pembagian dividen akan mempengaruhi keuntungan yang mereka peroleh. Oleh karena itu, perusahaan harus memperhatikan keinginan pemegang saham dalam menentukan kebijakan dividen.

Dengan demikian, analisis pengaruh faktor-faktor internal dan eksternal terhadap kebijakan dividen merupakan suatu kegiatan yang penting bagi perusahaan dalam menentukan kebijakan yang tepat sesuai dengan kondisi perusahaan dan lingkungan bisnisnya, serta memenuhi keinginan dan harapan pemegang saham. Dengan melakukan analisis tersebut, perusahaan dapat menentukan kebijakan dividen yang optimal dan memberikan manfaat bagi semua pihak yang terkait.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Faktor-faktor internal yang dapat mempengaruhi kebijakan dividen

2. Faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kebijakan dividen

C. Manfaat Masalah

Adapun tujuan masalah makalah ini yaitu:

1. Faktor-faktor internal yang dapat mempengaruhi kebijakan dividen

2. Faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kebijakan dividen


BAB II

PEMBAHASAN

Analisis pengaruh faktor-faktor internal dan eksternal terhadap kebijakan dividen adalah studi yang mempelajari bagaimana faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan mempengaruhi keputusan tentang berapa banyak dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham.

 

A. Faktor-faktor internal yang dapat mempengaruhi kebijakan dividen adalah:

 

1. Profitabilitas perusahaan

Profitabilitas perusahaan merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Semakin tinggi profitabilitas perusahaan, semakin besar kemungkinan perusahaan akan memiliki sumber daya yang cukup untuk memberikan dividen yang lebih tinggi kepada pemegang saham. Namun, ada beberapa faktor lain yang juga harus dipertimbangkan oleh perusahaan dalam menentukan kebijakan dividen, seperti struktur modal, kebutuhan akan modal kerja, dan kebijakan dividen masa lalu. Sebagai contoh, perusahaan yang memiliki struktur modal yang lebih tinggi mungkin lebih terpaksa untuk mengurangi pembagian dividen karena harus mengalokasikan lebih banyak pendapatan untuk membayar kembali hutang.

Juga, perusahaan yang memiliki kebutuhan yang lebih tinggi untuk modal kerja mungkin akan mengurangi pembagian dividen demi meningkatkan modal kerja yang tersedia untuk menopang pertumbuhan bisnis. Selain itu, perusahaan yang telah memiliki kebijakan dividen yang konsisten dari tahun ke tahun mungkin lebih mampu untuk terus memberikan dividen yang sama atau bahkan meningkatkannya. Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan semua faktor ini secara seimbang untuk menentukan kebijakan dividen yang tepat.

 

2. Struktur modal

Struktur modal merupakan perbandingan antara modal sendiri (ekuitas) dan modal pinjaman (hutang) yang digunakan oleh perusahaan untuk mengelola bisnisnya. Perusahaan dengan struktur modal yang lebih tinggi (misalnya, yang memiliki tingkat hutang yang lebih tinggi) mungkin lebih terpaksa untuk mengurangi pembagian dividen karena harus mengalokasikan lebih banyak pendapatan untuk membayar kembali hutang. Ini karena hutang biasanya harus dibayar dengan bunga yang lebih tinggi daripada dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham.

Oleh karena itu, perusahaan dengan struktur modal yang lebih tinggi mungkin harus mengurangi pembagian dividen untuk memenuhi kewajiban pembayaran hutangnya. Namun, perusahaan juga harus mempertimbangkan faktor lain, seperti profitabilitas, kebutuhan akan modal kerja, dan kebijakan dividen masa lalu, dalam menentukan kebijakan dividen yang tepat.

Perusahaan yang memiliki struktur modal yang lebih tinggi mungkin juga memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi karena tergantung pada sumber daya finansial dari pihak luar untuk menopang bisnisnya. Jika perusahaan mengalami kesulitan dalam membayar kembali hutangnya, hal ini dapat menurunkan harga saham dan mengurangi nilai perusahaan bagi pemegang saham. Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan struktur modalnya dengan hati-hati dan memastikan bahwa ia memiliki sumber daya yang cukup untuk memenuhi kewajiban pembayaran hutangnya tanpa mengurangi pembagian dividen secara signifikan.

 

3. Kebutuhan akan modal kerja

Modal kerja adalah sumber daya yang dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan operasinya, seperti uang tunai, persediaan, dan piutang. Perusahaan yang memiliki kebutuhan yang lebih tinggi untuk modal kerja mungkin akan mengurangi pembagian dividen demi meningkatkan modal kerja yang tersedia untuk menopang pertumbuhan bisnis. Ini karena modal kerja merupakan bagian penting dari kemampuan perusahaan untuk mengelola operasi harian dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Jika perusahaan tidak memiliki modal kerja yang cukup, ia mungkin akan mengalami kesulitan dalam menjalankan bisnisnya dengan efisien dan mencapai tujuan keuangan jangka panjang. Namun, perusahaan juga harus mempertimbangkan faktor lain, seperti profitabilitas, struktur modal, dan kebijakan dividen masa lalu, dalam menentukan kebijakan dividen yang tepat.

Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan kebutuhan akan modal kerja dengan hati-hati dan memastikan bahwa ia memiliki sumber daya yang cukup untuk menopang pertumbuhan bisnisnya tanpa mengurangi pembagian dividen secara signifikan. Perusahaan juga harus mempertimbangkan kemampuan untuk memperoleh modal kerja dari sumber-sumber lain, seperti pinjaman atau investasi, jika diperlukan. Dengan mengelola modal kerja dengan baik, perusahaan dapat terus tumbuh dan mencapai tujuan keuangannya dengan efisien.

 

4. Kebijakan dividen masa lalu

Kebijakan dividen masa lalu adalah sejarah pembagian dividen oleh perusahaan kepada pemegang sahamnya. Perusahaan yang telah memiliki kebijakan dividen yang konsisten dari tahun ke tahun mungkin lebih mampu untuk terus memberikan dividen yang sama atau bahkan meningkatkannya karena ia telah menunjukkan kemampuan untuk terus menghasilkan laba dan membagikannya kepada pemegang saham. Namun, perusahaan juga harus mempertimbangkan faktor lain, seperti profitabilitas, struktur modal, dan kebutuhan akan modal kerja, dalam menentukan kebijakan dividen yang tepat. Selain itu, perusahaan juga harus mempertimbangkan kemampuan untuk terus menghasilkan laba di masa depan dan memastikan bahwa kebijakan dividen yang dipilih tidak akan mengurangi kemampuan perusahaan untuk terus tumbuh dan mencapai tujuan keuangan jangka panjang.

Perusahaan juga harus mempertimbangkan kebutuhan dan harapan pemegang saham terkait dengan pembagian dividen. Beberapa pemegang saham mungkin lebih memilih untuk menerima dividen yang lebih tinggi di saat sekarang, sementara yang lain mungkin lebih memilih untuk menahan dividen dengan harapan bahwa perusahaan akan terus tumbuh dan menghasilkan laba yang lebih tinggi di masa depan, yang dapat meningkatkan harga saham dan nilai perusahaan bagi pemegang saham. Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan kebutuhan dan harapan pemegang saham saat menentukan kebijakan dividen yang tepat.

 

B. Faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kebijakan dividen adalah:

 

1. Tingkat suku bunga

Tingkat suku bunga adalah tingkat bunga yang dikenakan oleh lembaga keuangan pada pinjaman yang diberikannya. Tingkat suku bunga yang tinggi dapat mengurangi kemampuan perusahaan untuk meminjam uang dengan bunga yang lebih rendah, karena lembaga keuangan akan lebih selektif dalam memberikan pinjaman kepada perusahaan yang memiliki risiko yang lebih tinggi. Selain itu, tingkat suku bunga yang tinggi juga dapat meningkatkan beban keuangan perusahaan yang sudah memiliki hutang, karena perusahaan harus membayar bunga yang lebih tinggi pada pinjaman yang telah diambil. Oleh karena itu, perusahaan mungkin lebih terpaksa untuk mengurangi pembagian dividen untuk memenuhi kewajiban pembayaran hutangnya. Namun, perusahaan juga harus mempertimbangkan faktor lain, seperti profitabilitas, struktur modal, kebutuhan akan modal kerja, dan kebijakan dividen masa lalu, dalam menentukan kebijakan dividen yang tepat.

Tingkat suku bunga juga dapat mempengaruhi keputusan pemegang saham tentang apakah akan menjual atau menahan sahamnya. Jika tingkat suku bunga yang tersedia di pasar lebih tinggi daripada tingkat dividen yang dibayarkan oleh perusahaan, maka pemegang saham mungkin lebih memilih untuk menjual sahamnya dan menginvestasikan uangnya di instrumen keuangan lain yang memberikan tingkat bunga yang lebih tinggi. Ini dapat menurunkan harga saham dan mengurangi nilai perusahaan bagi pemegang saham. Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan tingkat suku bunga yang tersedia di pasar saat menentukan kebijakan dividen yang tepat agar tidak mengurangi kemampuan perusahaan untuk mempertahankan dan meningkatkan harga sahamnya.

 

2. Kondisi ekonomi umum

Kondisi ekonomi umum merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk terus memberikan dividen yang sama atau bahkan meningkatkannya. Jika kondisi ekonomi umum sedang buruk, perusahaan mungkin mengalami kesulitan dalam menghasilkan laba yang cukup untuk memenuhi kewajiban pembayaran dividen. Selain itu, jika kondisi ekonomi umum buruk, pemegang saham mungkin lebih memilih untuk menjual sahamnya dan menginvestasikan uangnya di instrumen keuangan lain yang lebih aman, sehingga dapat menurunkan harga saham dan mengurangi nilai perusahaan bagi pemegang saham. Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan kondisi ekonomi umum saat menentukan kebijakan dividen yang tepat agar tidak mengurangi kemampuan perusahaan untuk mempertahankan dan meningkatkan harga sahamnya.

Kondisi ekonomi umum juga dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk memperoleh modal kerja atau pinjaman yang diperlukan untuk menopang pertumbuhan bisnis. Jika kondisi ekonomi umum sedang buruk, lembaga keuangan mungkin lebih selektif dalam memberikan pinjaman kepada perusahaan yang memiliki risiko yang lebih tinggi. Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan kemampuan untuk memperoleh modal kerja atau pinjaman yang diperlukan saat menentukan kebijakan dividen yang tepat. Perusahaan juga harus mempertimbangkan struktur modalnya dan memastikan bahwa ia memiliki sumber daya yang cukup untuk memenuhi kewajiban pembayaran hutangnya tanpa mengurangi pembagian dividen secara signifikan.

 

3. Peraturan pajak

Peraturan pajak adalah aturan yang ditetapkan oleh pemerintah yang mengatur bagaimana perusahaan harus membayar pajak atas laba yang dihasilkan. Peraturan pajak yang lebih ketat dapat mengurangi kemampuan perusahaan untuk terus memberikan dividen yang sama atau bahkan meningkatkannya karena perusahaan harus membayar lebih banyak pajak atas laba yang dihasilkan. Selain itu, peraturan pajak yang lebih ketat juga dapat mengurangi kemampuan perusahaan untuk terus tumbuh dan mencapai tujuan keuangan jangka panjang karena perusahaan harus mengalokasikan lebih banyak pendapatan untuk membayar pajak. Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan peraturan pajak yang berlaku saat menentukan kebijakan dividen yang tepat agar tidak mengurangi kemampuan perusahaan untuk terus tumbuh dan mencapai tujuan keuangan jangka panjang. Perusahaan juga harus mempertimbangkan faktor lain, seperti profitabilitas, struktur modal, kebutuhan akan modal kerja, kebijakan dividen masa lalu, tingkat suku bunga, dan kondisi ekonomi umum, dalam menentukan kebijakan dividen yang tepat. Dengan mengelola kebijakan dividen secara tepat, perusahaan dapat terus tumbuh dan mencapai tujuan keuangannya dengan efisien.

 

4. Persaingan bisnis

Persaingan bisnis adalah situasi di mana perusahaan-perusahaan bersaing untuk memenangkan pelanggan dengan menawarkan produk atau jasa yang berkualitas dan harga yang kompetitif. Persaingan bisnis yang ketat dapat mengurangi kemampuan perusahaan untuk terus memberikan dividen yang sama atau bahkan meningkatkannya karena perusahaan harus berusaha lebih keras untuk memenangkan pelanggan dan menghasilkan laba yang cukup untuk memenuhi kewajiban pembayaran dividen. Selain itu, persaingan bisnis yang ketat juga dapat mengurangi harga saham perusahaan dan mengurangi nilai perusahaan bagi pemegang saham. Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan persaingan bisnis yang ada saat menentukan kebijakan dividen yang tepat agar tidak mengurangi kemampuan perusahaan untuk mempertahankan dan meningkatkan harga sahamnya.

 

Analisis pengaruh faktor-faktor internal dan eksternal terhadap kebijakan dividen merupakan bagian penting dari manajemen keuangan perusahaan karena membantu perusahaan dalam mengambil keputusan yang tepat tentang berapa banyak dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Selain itu, analisis ini juga membantu perusahaan dalam mengelola sumber daya dan mencapai tujuan keuangan jangka panjang. Dengan mengidentifikasi dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen, perusahaan dapat membuat keputusan yang tepat untuk meningkatkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dan mengelola sumber daya secara efisien.

BAB III

PEENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan rumusanmasalah diatas dapat di simpulkan bahwa analisis pengaruh faktor-faktor internal dan eksternal terhadap kebijakan dividen adalah studi yang mempelajari bagaimana faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan mempengaruhi keputusan tentang berapa banyak dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham.

Faktor-faktor internal yang dapat mempengaruhi kebijakan dividen antara lain profitabilitas perusahaan, struktur modal, kebutuhan akan modal kerja, dan kebijakan dividen masa lalu.

Faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kebijakan dividen antara lain tingkat suku bunga, kondisi ekonomi umum, peraturan pajak, dan persaingan bisnis. Perusahaan harus mempertimbangkan semua faktor ini secara seimbang untuk menentukan kebijakan dividen yang tepat agar dapat terus tumbuh dan mencapai tujuan keuangan jangka panjang dengan efisien.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan di atas, beberapa saran yang dapat diberikan adalah:

 

1. Perusahaan harus mempertimbangkan profitabilitas perusahaan sebagai salah satu faktor utama dalam menentukan kebijakan dividen. Profitabilitas perusahaan merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, dan perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi mungkin lebih mampu untuk memberikan dividen yang lebih tinggi kepada pemegang saham.

2. Perusahaan juga harus mempertimbangkan struktur modalnya dalam menentukan kebijakan dividen. Struktur modal merupakan perbandingan antara modal sendiri (ekuitas) dan modal pinjaman (hutang) yang digunakan oleh perusahaan untuk mengelola bisnisnya. Perusahaan dengan struktur modal yang lebih tinggi mungkin lebih terpaksa untuk mengurangi pembagian dividen karena harus mengalokasikan lebih banyak pendapatan untuk membayar kembali hutang.

3. Perusahaan harus mempertimbangkan kebutuhan akan modal kerja dalam menentukan kebijakan dividen. Kebutuhan akan modal kerja merupakan jumlah dana yang dibutuhkan perusahaan untuk menopang pertumbuhan bisnisnya. Perusahaan yang memiliki kebutuhan yang lebih tinggi untuk modal kerja mungkin akan mengurangi pembagian dividen demi meningkatkan modal kerja yang tersedia.

4. Perusahaan harus mempertimbangkan tingkat suku bunga dalam menentukan kebijakan dividen. Tingkat suku bunga yang tinggi dapat mengurangi kemampuan perusahaan untuk meminjam uang dengan bunga yang lebih rendah, sehingga perusahaan mungkin lebih terpaksa untuk mengurangi pembagian dividen. Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan tingkat suku bunga saat menentukan kebijakan dividen yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

 

Bambang, H. (2016). Analisis Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, dan Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014). Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 18(2), 143-150.

Ginting, A. (2017). Analisis Pengaruh Profitabilitas, Struktur Modal, dan Dividen terhadap Harga Saham (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016). Jurnal Manajemen dan Akuntansi, 10(1), 1-8.

Latifah, N. (2015). Analisis Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, dan Dividen terhadap Harga Saham (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014). Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 17(2), 97-104.

Safitri, D. (2014). Analisis Pengaruh Profitabilitas, Struktur Modal, dan Dividen terhadap Harga Saham (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013). Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 16(1), 1-8.

Wulandari, N. (2012). Analisis Pengaruh Profitabilitas, Struktur Modal, dan Dividen terhadap Harga Saham (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011). Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 14(1), 57-64.

Zainal, M. (2011). Analisis Pengaruh Profitabilitas, Struktur Modal, dan Dividen terhadap Harga Saham (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010). Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 13(2), 109-116.

Zulkarnain, Z. (2010). Analisis Pengaruh Profitabilitas, Struktur Modal, dan Dividen terhadap Harga Saham (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2009). Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 12(1), 49-56. 

Next Post Previous Post